Tanggal 14 pada bulan Februari biasanya menjadi hari yang ditandai. Pada tanggal itu, banyak orang memilih untuk mengekspresikan cinta kasihnya dengan tidak biasa. Sebab momennya pas. Hari Valentine.
Pada tahun 2018 ini, warga GKJW jemaat Tunglur pun merayakan cinta kasih dengan cara yang tidak biasa. Kami merayakan cinta dari Sang Cinta, dalam ibadah Rabu Abu. Pada tahun ini, perayaan Rabu Abu jatuh tepat pada perayaan Valentine. 14 Februari.
Selain itu, manusia juga menyadari kefanaannya di hadapan Tuhan dengan mengingat bahwa “kita berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu.” (Kejadian 3:19)
Pada akhir abad ke-11 barulah Paus Urbanus II mengumumkan penggunaan abu pada hari tersebut. Sejak saat itulah, hari pertama Pra-Paskah dikenal sebagai hari Rabu Abu.
Jadi amatlah tergesa jika ada anggapan, bahwa melakukan Ibadah Rabu Abu memperlihatkan bahwa GKJW latah atau sekedar ikut-ikutan. Apakah tidak lebih baik dipahami sebagai cara kita mengahayati bahwa kita adalah bagian dari tubuh Kristus, yang memiliki akar tradisi yang sama? Dan jika Ibadah semacam ini menolong umat untuk menghayati kerapuhan dirinya, sekaligus kesempurnaan cinta kasih Tuhan, kenapa tidak?
Hari Rabu yang lalu, GKJW Jemaat Tunglur melakukan Ibadah Rabu Abu bukan untuk ikut-ikutan. Ibadah yang demikian sederhana itu, menolong warga jemaat untuk menyadari keberadaannya sebagai manusia, dan mengantar kepada pertobatan.
Di dalam ibadah ini, Pdt Devina menawarkan sebuah simbol pertobatan. Sebelumnya seluruh warga jemaat yang hadir diberi secarik kertas. Di pertengahan ibadah, Pdt Devina mengajak warga jemaat untuk menikmati saat teduh pribadi. Dalam saat teduh itu, warga jemaat diberi waktu untuk menemukan dan mengakui segala kesalahan, ketakutan, kekuatiran yang membebani kehidupannya. Setelahnya, menuliskan segala pengakuan itu pada kertas yang telah diterima. Lalu, membakarnya di depan salib pada meja yang telah disediakan.
Setelah itu, Pdt Devina akan menerakan abu dengan bentuk salib pada dahi warga jemaat sambil membisikkan "engkau berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu".
Demikian Ibadah Rabu Abu yang kami lakukan di GKJW jemaat Tunglur.
Selamat menghayati masa Pra Paskah.
Semoga kita semua dimampukan untuk hidup dalam semangat pertobatan sekaligus syukur atas cinta Tuhan yang begitu besar.
Beberapa foto-foto sebagai dokumentasi :)
COMMENTS