Perbedaan Terjemahan Yehekiel 34: 16, Tuhan Membinasakan atau Melindungi yang Gemuk dan Kuat?

Mengapa Terjemahan LAI Berbeda dari Yang Lain?

Dalam kasus-kasus yang sangat khusus, terjemahan Alkitab bisa sangat berbeda, bukan perbedaan yang sepele dan bisa dinisbikan, atau perbedaan nuansa terjemahan, tetapi perbedaan yang sedemikian mencolok hingga berpengaruh pada makna dan penafsiran. Salah satunya adalah Yehezkiel 34: 16.

Dalam TB (Terjemahan Baru) LAI 1974 yang umum dipakai di gereja-gereja demikian:
Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan 'Kulindungi'; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.

Sedangkan dalam terjemahan Bahasa Jawa 1981 LAI demikian:
Wedhus sing ilang bakal Dakgolèki, sing kesasar bakal Dakulihaké, sing tatu bakal Dakblebed, sing lara bakal Daktambani. Nanging sing lemu lan sing rosa bakal 'Daksirnakaké', merga Aku iki Pangon sing nindakaké apa samesthiné.

Menariknya terjemahan BIS (Bahasa Indonesia sehari-hari) atau yang disebut Alkitab Kabar Baik 1985:
Yang hilang akan Kucari, yang sesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kuobati; tetapi yang gemuk dan kuat akan 'Kubinasakan', sebab Aku gembala yang melakukan apa yang baik.

Dan TL (Terjemahan Lama) LAI 1954, kata yang dipakai memiliki nuansa yang sama dengan Terjemahan Bahasa Jawa dan BIS:
Maka yang sesat itu akan Kucahari, dan yang terhalau itu akan Kubawa balik, dan yang luka itu akan Kubebat, dan yang lemah itu akan Kukuatkan, dan yang gemuk dan kuat itu akan 'Kujauhkan'; bahwa Aku akan menggembalakan dia dengan sepertinya.

Mengapa TB LAI berbeda dari versi-versi lain? Bahkan berbeda dengan terjemahan yang dikeluarkannya dalam versi yang lain? Alasannya bukan salah penerjemahan atau sengaja diterjemahkan keliru untuk menggiring opini publik, sebagaimana yang sering terjadi dalam dunia politik hari ini. Perbedaan ini sangat teologis dan bisa dipertanggungjawabkan. Kalau pertanyaannya mana yang benar 'kubinasakan' atau 'kulindungi'? Jawabannya keduanya benar. Kok bisa? Artinya kan sama sekali berbeda.

Demikian ceritanya:

Perbedaan itu bukan hanya muncul dalam terjemahan LAI saja, tetapi juga muncul dalam terjemahan-terjemahan lain, termasuk dalam bahasa Inggris. Perbedaan itu muncul karena adanya perbedaan dalam Teks Masoret (teks Alkitab berbahasa Ibrani) dengan teks Septuaginta (teks Alkitab berbahasa Yunani). Dalam Teks Masoret, kata yang dipakai adalah שׁמד (sh-m-d), yang berarti menghancurleburkan atau membinasakan sama sekali (exterminate, destroy completely). Namun dalam teks Septuaginta kata yang dipakai adalah φυλάσσω (psulasso) yanag artinya mengawasi (watch), mengawal (guard), menjaga (keep), atau membela (defend). Terjemahan kedua ini juga dipakai oleh Alkitab berbahasa Arab dan Siria, yang serumpun dengan bahasa Ibrani. Kedua versi tersebut digunakan untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa lain, termasuk Indonesia. Lalu manakah yang benar?

Pertanyaan manakah yang benar antara masoret dengan Septuaginta ini yang tidak mudah dijelaskan, atau minimal butuh penjelasna yang cukup panjang.


Benar bahwa Septuaginta adalah terjemahan yang lebih kemudian dari Teks Masoret. Terjemahan Septuaginta dilakukan ketika banyak banyak komuntas Yahudi mulai tidak mengenal bahasa Ibrani Alkitab dan menggunakan Bahasa Aram dan Yunani. Bahasa Aram adalah bahasa yang diapakai orang Yahudi sehari-hari setelah mereka keluar dari pembungan, semacam perpaduan antara Bahasa Ibrani dengan Bahasa Babilonia yang berkembang bersama waktu. Yesus adalah pemakai bahasa Aram, hal tersebut nampak dalam teks-teks Alkitab seperti digunakannya istilah “Eli, Eli lama sabachtani, efata, talita kum”. Jadi jika dianalogikan bahasa itu seperti bahasa daerah bagi orang-orang Indonesia pada saat ini. Sedangkan bahasa Yunani adalah bahasa persatuan (lingua franca) di kekaisaran Romawi sebelah Timur, termasuk Timur Tengah. Yesus pasti mengerti bahasa ini. Sedangkan Bahasa Ibrani Alkitab tidak lagi dipakai kecuali dalam tulisan-tulisan kuno. Yesus diduga mengerti bahasa ini sedikit, tetapi tidak ada sumber Alkitabiah yang mendukung dugaan ini. Hari ini sering terjadi perdebatan yang terjadi di antara orang Kristen apakah akan menggunakan Yesus Kristus (dari Bahasa Yunani) atau Yeshua Hamasiach (dari Bahasa Aram) atau Yehoshua. Jika pada jaman Yesus keduanya dipakai, maka keduanya benar dan perdebatan ini tidak terlalu signifikan. Jika ada yang sampai terpecah belah karena itu, saya rasa tidak perlu. Mengapa Alkitab PB menggunakan Bahasa Yunani, karena bahasa itu yang dimengerti oleh semua orang pada waktu itu.

Kembali ke Teks Masoret dan Septuaginta. Sebagai catatan kali ini kita berbicara mengenai Alkitab Ibrani atau PL, bukan PB. Pada abada ketiga sebelum masehi dilakukanlah penerjemahan Alkitab bahasa Ibrani ke bahasa Yunani supaya bisa dimengerti orang-orang pada waktu itu (tentang sejarah Septuaginta sila cari di internet, banyak tulisan mengenai itu).  Apakah ini berarti bahwa teks bahasa Ibrani lebih benar daripada teks Yunani? Bukankah yang Yunani cuma terjemahan? Bukankah yang asli itu yang utama, terjemahan itu sekunder? Sayangnya tidak demikian sederhana.

Ada alasan lain mengapa teks Ibrani masoret diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, selain terkait penerima yang berbahasa Aram dan Yunani, juga karena Teks Masoret sudah banyak rusak karena terlalu tua. Banyak teks yang kemudian hilang atau tidak terbaca. Karena itulah terjemahan Septuaginta adalah upaya penyelamatan Alkitab yang sangat penting dansampai sekarang masih diakui sebagai salah satu sumber terjemahan Alkitab ke dapam bahasa-bahasa lain.

Pada masa awal Kekristenan, gereja ortodoks menggunakan Teks Masoret dalam kehidupan iman mereka dan ini mendapatkan banyak kritikan pada masa itu. Banyak yang menyarankan untuk menggunakan Septuaginta, karena Septuaginta adalah terjemahan Bahasa Ibrani Kuno, Septuaginta juga memasukkan bagian-bagian yang tidak terdapat dalam Teks Masoret, para rasul menggunakan Septuaginta, Teks Masoret banyak yang rusak. Jadi apakah ini berarti Septuaginta lebih baik daripada masoret? Sayangnya tidak demikian juga.

Loh kok mbulet? Tidak jika kita mengerti bagaimana Alkitab kita tersusun. Alkitab kita tidak tersusun begitu rupa langsung jadi satu bendel buku. Alkitab tersebar secara fragmentaris. Baru kemudian tahun 90 dalam Sidang Yamnia, Alkitab Ibrani dikanonisasikan menjadi satu buku, yang sekarang kita sebut PL. Awalnya kitab-kitab itu bertebaran di komunitas-komunitas Yahudi di seluruh wilayah Timur Tengah. Masing-masing kitab juga tidak tersusun sudah jadi dalam bentuknya sekarang, tetapi dugaan besar (mengingat variasi teks bahkan dalam satu kitab saja) satu kitab pun bisa jadi disusun oleh banyak kelompok penyusun. Prosesnya demikian, ada yang pertama kali menulis, lalu kemudian disalin dan diredaksi ulang. Dalam proses peredaksian ini, ada penambahan, pengurangan, dan perubahan. Begitu terjadi terus menerus hingga kita menerima dalam bentuk yang sekarang sebagai BHS (Biblia Hebraica Stuttgartensia) yang menjadi versi resmi Alkitab (PL) berbahasa Ibrani kuno. Versi resmi ini adalah versi yang dilengkapi dari berbagai macam tradisi Alkitab yang berkembang dari buku-buku lain, seperti Targum termasuk Septuaginta.

Jadi sebut saja ada Teks Masoret yang asli (yang disebut proto masoret) yang didalamnya sudah ada berbagai macam peredaksian. Hingga teks ini banyak yang rusak, maka dibuatlah Septuaginta. Namun untuk meneruskan tradisi bahasa asli Alkitab, maka dibutlah versi yang lebih lengkao untuk merekonstruksi Alkitab Ibrani, yang kemudian pada bentuk finalnya, termasuk mempertimbangkan terjemahan septuaginta dalam penyusunannya, paling tidak salah satunya kita kenal dengan BHS, yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sekarang. Karena itu dalam BHS ada catatan kaki yang disebut critical apparatus. Catatan kaki ini diletakkan dalam teks BHS ketika ada teks yang dalam rekonstruksinya berbeda-beda dari masing-masing sumbernya.

Yang menjadi pertimbangan besar dalam rekosntruksi BHS adalah penemuan Gulungan Laut Mati  (dead sea scroll) dari kelompok Qumran. Gulungan Laut Mati ini menyimpan banyak sekali teks Ibrani Masoret yang diduga salinan Bahasa Ibrani dari masa Proto Masoret, karena itu digunakan sebagai pertimbangan utama. Namun demikian, karena Gulungan Laut Mati sendiri adalah salinan. Sehingga dalam proses penyalinan bisa jadi ada hal-hal yang tidak jelas, termasuk banyak Gulungan Laut Mati yang hilang. Jadi kalau kita melihat ini kita tahu bahwa proses penyusunan Alkitab ternyata tidak mudah, sama sekali tidak mudah. Kalau ada yang bilang bahwa Kitab Suci kita itu maha karya, saya agaknya sependapat, bahkan lebih, karena ada iman yang menyertainya.

Penyusunan versi Ibrani Alkitab kita pun sebenarnya tidak seperti menyalin buku lama ke buku baru begitu saja. Teks Masoret asli (Proto Masoret) adalah teks tanpa vowel/ vokal, hal ini bisa disejajarkan dengan Bahasa Arab gundul di kelompok Muslim sekarang. Gulungan Laut Mati pun teks tanpa vokal. Karena itu misalnya saya tadi menulis שׁמד dengan sh-m-d, karena memang tidak ada vokalnya. Orang Ibrani kuno tahu bunyinya, tapi kita sekarang tidak. Hal ini paling nampak misalnya pada יהוה (YHWH), orang Ibrani kuno tahu bacanya, tetapi kita sekarang tidak. Karena itu dilafalkan dengan Yahweh, Yehwah, Yehuwah, Yehowah/ Yehovah, semuanya dugaan, kita sebenarnya tidak tahu bunyinya bagaimana karena dalam teks aslinya tidak ada vokalnya. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia sekarang (TB LAI) diterjemahkan sebagai TUHAN. Ada kelompok yang ingin kembali kepada teks Alkitab Ibrani sehingga mengatakan bahwa TUHAN itu sebutan yang salah, yang benar adalah Yahwe atau Yehowah, masak nama Allah kok diganti-ganti. Kenyataannya perdebatan ini mirip dengan perdebatam Yesus, Yehoshua, dan Yeshua di atas, bedanya kalau nama Yesus tadi sama-sama dipakai pada waktu itu, sedangkan tentang YHWH kita tidak benar-benar tahu bunyi aslinya. Berdebat terkait itu bagi saya agak terlalu membuang energi. Tidak terlalu berarti bagi iman. Karena Proto Masoret tidak memiliki vokal, maka untuk memudahkan pemakaiannya sekarang, dalam Teks Masoret baru dalam BHS menambahkan vokal sehingga mudah dimengerti. Septuaginta menyalin dari teks Ibrani awal yang tanpa vokal tadi.

Berikutnya ada yang disebut dengan Masorah Magna dan Masorah Parva, tetapi kali ini saya tidak akan membahasnya, karena bahasan terkait ini sangat teknis. Saya akan membahas mengenai Gulungan Laut Mati yang menjadi sumber peredaksian akhir Teks Masoret. Gulungan Laut Mati tidak ditemukan dalam bentuk satu gulungan dan itu utuh Kitab yang dipakai oleh orang Ibrani. Kitab ini tersebar dalam bejana-bejana di tebing tempat tinggal kelompok Qumran. Suatu ketika ada anak gembala yang menggembalakan ternaknya di sana dan menemukan bejana-bejana itu. Pada saat awal dipikir itu tulisan Ibrani kuno begitu saja, tapi dalam perkembangannya para ahli kemudian tahu bahwa ini adalah teks berharga bagi penyusunan Alkitab Bahasa Ibrani. Akhirnya daerah itu kemudian digali lagi. Sayangnya sebelum penggalian begitu orang tahu bahwa itu teks berharga banyak yang kemudian mencuri beberapa bagiannya untuk dijual kepada pembeli tertinggi. Ya sifat manusia. Namun sebagian besar teks akhirnya terselamatkan. Keunggulan dari Gulungan Laut Mati ini adalah dia memuat teks Proto Masoret yang lebih lengkap dan lebih selamat (terkait teks yang hilang dan lain-lain) daripada sumber-sumber Proto Masoret yang tersisa.

Seorang ahli Kitab Ibrani, Emanuel Tov, menyebutkan bahwa sekalipun Gulungan Laut Mati memuat kelengkapan Proto Masoret yang lebih dari sumber lain, tetapi sebenarnya tidak hanya Proto Masoret, tetapi di dalam teks para Qumran itu, juga memuat Proro Samaria, Proto Septuaginta, dan yang lain. Dia mempresentasikannya begini: Teks spesifik kelompok Qumran 20%, Proto Masoret 35%, Proto Samaria dan Proto Septuaginta masing-masing 5%, dan teks lain 35%.Sehingga tidak murni hanya Proto Masoret. Karena itu dalam penyusunan BHS, Teks Masoret resmi saat ini dibutuhkan sumber-sumber lain, termasuk Septuaginta.
Mengapa ada bagian yang berbeda dalam Septuaginta dengan Proto Masoret (kalau yang di awal tadi dengan Teks Masoret hari ini di BHS), perbedaan itu terjadi bisa jadi karena dalam penyalinan terdapat huruf yang sangat mirip sehingga terjadi kebingungan dalam menerjemahkan. Bisa jadi karena teks tersebut hilang. Atau bisa jadi karena alasan bahwa banyak teks Septuaginta yang disalin dengan Proto Masoret belum menambahkan teks yang lebih kemudian. Contohnya Kitab Yeremia. Bagian pertama kitab Yeremia adalah Yeremia 1-25, tentang nubuat Yeremia menentang kerajaannya sendiri. Bagian ini lantas dihancurkan, namun Septuaginta sempat menerjemahkannya (Proto Septuaginta) sampai dengan pasal terakhir. Namun kemudian sekretaris Yeremia, Barukh menuliskan ulang Yeremia 1-25 ini. Sedikit lebih panjang. Maka dalam penyusunan Teks Masoretnya, digunakanlah Yeremia 1-25 dari tulisan Barukh, dan Yeremia 26 sampai dengan berikutnya dari sumber utama Septuaginta. Karena itu jika membandingkan dengan Teks Masoret hari ini, Yeremia dalam Septuaginte sedikit lebih pendek, khususnya di pasal 1-25. Hal itu juga terjadi dalam bagian-bagian lain misalnya Mazmur 152-155, yang malah berbeda antara Qumran, Proto Masoret, dan Septuaginta.

Ini tentu tidak memuat seluruh percakapan penyusunan Alkitab Ibrani, namun setidaknya ini menjelaskan mengapa terjadi perbedaan Teks Ibrani Masoret dengan Teks Yunani Septuaginta dalam Yehezkiel 34: 16. Karena proses penyunan Alkitab berbeda dengan jaman sekarang sejak ditemukannya Mesin Cetak Guttenberg. Semuanya serba tulis tangan, karena itu tradisi penyalinan Alkitab dalam scriptorium biara-biara abad pertengahan benar-benar diawasi dan hanya dilakukan oleh para biarawan bertulisan bagus. Hingga karena dianggap begitu sucinya, terjadi kekhawatiran umat dalam menafsirkan Alkitab, Alkitab hanya boleh ditafsirkan oleh para klerus (rohaniawan). Hal ini yang kemudian ditentang oleh Martin Luther pada saat reformasi melalui terjemahan Injil Markus ke dalam Bahasa Jerman, karena teologi imamat am.

Lalu manakah Alkitab yang benar? Maka dapat dikatakan semuanya benar. Kebenarannya tidak ditentukan oleh keaslian (dalam arti hak cipta seperti sekarang), tetapi bahwa Kitab Suci kita telah membangkitkan dan menumbuhkan iman umat percaya hingga hari ini. Mengapa Kitab itu disebut Kitab Suci, karena sisi iman ini. Bagaimana mungkin juga itu kitab sembarangan maka bisa mengubah hidup banyak orang. Jika terjadi perbedaan dalam versi terjemahan Alkitab, termasuk perbedaan antara Teks Masoret dengan Teks Septuaginta yang kita terima sekarang, hal tersebut karena proses Panjang dalam penulisan, penyusunan, peredaksian kitab hingga kita terima sekarang, dengan berbagai macam pergumulan dalam prosesnya.


Lalu bagaimana memilih antara melindungi dan membinasakan yang sama sekali berbeda dalam Yehezkiel 34: 16? LAI sedang melakukan revisi terjemahan Alkitab pada saat ini. Untuk teks tersebut, nampaknya akan diterjemahkan mengawasi, jika ini dikaitkan dengan bagian akhir ayat tersebut, “Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya” maka Masoret dan Septuaginta agak terjembatani. Kata φυλάσσω (psulasso) bisa berarti mengawasi, hal yang lebih dekat dengan nuansa kata שׁמד (sh-m-d), dibandingkan dengan melindungi. Bahkan mungkin akan ada catatan kaki terkait ini dalam terjemahan Alkitab Revisi nanti. Ini bukan upaya untuk membingungkan, namun untuk merawat tradisi teks Alkitab sekaligus tradisi iman para penerimanya. Dalam penafsiran sendiri, banyak ahli lebih menggunakan membinasakan sesuai Teks Masoret karena itu lebih masuk akal dalam konteks ayat tersebut. Tetapi Jerome, salah seorang bapa Gereja abad ke-4, memilih melindungi sebagaimana Septuaginta untuk menunjukkan bahwa gemuk dan kuat ini bukan menunjukan pada mereka yang menindas yang lemah, tetapi menunjuk bahwa ada domba yang secara iman gemuk dan kuat, misalnya para Santo yang merawat imannya dengan sungguh-sungguh. Bagi mereka Tuhan akan melindungi sama seperti kepada yang hilang, tersesat, luka, dan sakit. Tentu saja tafsiran Jerome ini tidak populer. Namun demikianlah Alkitab ditafsirkan. Semuanya untuk menunjukkan bahwa Allah ikut ambil bagian dalam hidup mereka yang menderita, termasuk yang terus merawat imannya dalam segala penderitaan itu.

Indah bukan Alkitab kita? Justru misterinya membuat kita semakin jatuh cinta.  

Foto: Salah satu bagian Gulungan Laut Mati, dok. National Geographic. 

COMMENTS

Nama

15 Menitan,59,ACWC,2,adi yuswa,2,Adven,1,Baptis,3,Berita,180,Berita Jemaat,75,Bulan Budaya,1,Bulan Keluarga,1,Bulan Kitab Suci,1,Daur Majelis,2,Essay,10,Foto,120,Gereja Suaka Iklim,3,Hari Doa Sedunia,3,HPPGA,2,HUT,3,HUT ke-135 Tahun,1,HUT RI 78,1,Ibadah,65,Ibadah Syukur,18,Intergenerasi,3,Jumat Agung,2,Kafe Door,10,Kamis Putih,1,Kartini,3,Kelas Kreatif,12,Kelas Mulung,5,Kemerdekaan,3,Kerja Bakti,4,Kesekretariatan,23,Kespel,2,KPAR,36,KPAY,5,KPK,6,KPMG,2,KPP,11,KPPL,8,KPPM,32,KPPW,8,KPT,47,Lomba Agustusan,1,Majelis,1,MD Kediri Utara 2,16,Minggu Palmarum,1,Mulung,82,Natal,12,Oikumene,1,P2A,5,PA,3,Padus anak,1,Pamong,1,Paskah,11,Pekan Pemuda,1,Pemuda,23,Pendeta,5,Pentakosta,2,Perjamuan Kasih,2,Perjamuan Kudus,5,Pertanian Organik,4,PEW,15,PJS,1,Pokja Reportase,2,Poster Natal,1,PPerjamuan Kudus,1,Pra Paskah,8,Produk Cafe Door,3,Produk Jemaat,5,Produk Kelas Kreatif,2,Produk Pemuda,1,Program,8,Program Unggulan,40,PTWG,3,Renungan,50,Sabtu Sunyi,1,SALIB,1,Sejarah,4,Sidang MD,1,Tahun Baru,3,Teologi,27,Tokoh,5,UEM,2,UKDW,1,Unduh-unduh,4,Warga,27,Wartawan Cilik,8,
ltr
item
GKJW Jemaat Tunglur: Perbedaan Terjemahan Yehekiel 34: 16, Tuhan Membinasakan atau Melindungi yang Gemuk dan Kuat?
Perbedaan Terjemahan Yehekiel 34: 16, Tuhan Membinasakan atau Melindungi yang Gemuk dan Kuat?
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoPfJKT6S4KoFn7IUJ2LS5QBOB2zw7rYFepDVv-OzkJ_dNgO-_-ognAc7kXpfVOQ2U7L1_SSWkxM6QLtRuzqzS2nuVPagWCoMy4SyRhRZyzV2QMN3f3Ib7V4vRnz8YlmRnUvPe1_31-iBZ/s1600/B3.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhoPfJKT6S4KoFn7IUJ2LS5QBOB2zw7rYFepDVv-OzkJ_dNgO-_-ognAc7kXpfVOQ2U7L1_SSWkxM6QLtRuzqzS2nuVPagWCoMy4SyRhRZyzV2QMN3f3Ib7V4vRnz8YlmRnUvPe1_31-iBZ/s72-c/B3.jpg
GKJW Jemaat Tunglur
https://tunglur.gkjw.or.id/2017/11/perbedaan-terjemahan-yehekiel-34-16.html
https://tunglur.gkjw.or.id/
https://tunglur.gkjw.or.id/
https://tunglur.gkjw.or.id/2017/11/perbedaan-terjemahan-yehekiel-34-16.html
true
6179814512795437537
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy