Sore ini Pdt. Gideon memberikan katekisasi calon sidhi bagi tiga orang calon sidhi, Nita, Nanda, dan Puput. Sebenarnya ada empat orang calon sidhi, tetapi karena ada anggota keluarga yang menikah, maka Triyo, anak keempat, tidak bisa hadir. Komitmen pelayanan di GKJW Jemaat Tunglur, karena mengingat warga yang tidak banyak, 47 KK dengan 37 KK yang berdomisili di wilayah pelayanan jemaat, adalah berapapun anaknya walaupun hanya satu orang tetapi harus tetap dilayani.
Menurut Pdt. Gideon, beliau nyaman dengan Katekisasi Calon Sidhi kali ini, karena semakin menemukan pola yang pas untuk katekisasi Calon Sidhi. Katekisasi dilakukan dengan berbagai cara di berbagai tempat, mulai di gereja, di Kafe Door, di pasar, di gereja lain. Dan metodenya pun semakin bisa beragam, mulai pengamatan lapangan, pencarian materi di internet dan di berbagai media lain, penjelasan materi, diskusi, dan berbagai metode lain.
Pdt. Gideon menekankan kesetiaan. Beliau mengijinkan anak-anak untuk makan dan minum selama katekisasi (walaupun ini jarang terjadi karena biasanya mereka asyik dengan aktivitas katekisasi mereka). Bahkan diperkenankan tidur jika materinya dianggap membosankan dan membuat mengantuk, tetapi tetap hadir. "Karena cinta itu berarti hadir. Kadang kita tidak selalu hadir dalam kondisi yang baik, tetapi hadir itu mengubah segalanya." demikian beliau menekankan. Mereka diperkenankan absen 25 persen jumlah pertemuan. Tetapi hingga hari ini, ternyata keempat katekisan (ada seorang katekisan dari gereja lain, yang kadang ikut juga, Elisa) tergolong setia.
Hari ini mereka belajar tentang Allah. Pendapat para katekisan adalah, "Pokoknya siap-siap mental dan siap-siap imannya hancur." Ujar Puput. "Pokoknya ditantang!" Ujar Nanda. Bahkan tidak jarang ada yang menangis karena tersentuh atau imannya merasa ditantang oleh pembicaran-pembicaran di kelas. Tetapi pada akhir pertemuan, hampir dipastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan itu, sekalipun tidak selalu tuntas terjawab, tetapi selalu menyimpul pada keadaan yang menenangkan hati. "Iman itu bukan proses setahun dua tahun, itu proses seumur hidup. Tidak selalu jawaban ditemukan, tapi tidak masalah, karena iman yang hidup itu iman yang bergerak, bertanya, bahkan kadang memberontak. Dan semua itu sah. Yang penting jangan berhenti." Ujar pendeta Gideon.
Katekisasi merupakan salah satu kegiatan yang terud dijaga hidup di GKJW Jemaat Tunglur. Bahkan ketika jemaat ini sempat komplang hingga 41 tahun, katekisasi adalah tradisi yang terus hidup. Hari ini ada empat katekisasi yang dilakukan di Jemaat, yaitu Katekisasi Calon Sidhi, Katekisasi Warga Calon, katekisasi manten, dan katekisasi anak dan remaja. Untuk Katekisasi Anak dan Remaja pada tahun ini sengaja digabungkan karena rentang usia anak-anak dan remaja tidak jauh, mereka juga biasa bersama-sama di Kelas Kreatif. Baru pada tahun depan anak-anak akan dipisahkan dengan remaja.
Untuk katekisasi anak dilayani oleh para katekit, yang juga pamong anak dengan Materi dari Buku Katekisasi Madya GKJW dikembangkan dengan konteks lokal jemaat. Diadakan setiap hari Sabtu pukul 16.00 WIB. Katekisasi Calon Sidhi dilakukan setiap Minggu pukul 16.00 WIB dilakukan oleh pendeta jemaat, dan untuk Katekisasi Calon Manten dan Katekisasi Warga Calon dilakukan oleh pendeta dan tim katekit yang dibentuk oleh KPT jemaat, waktunya menyesuaikan jika ada calon mempelai dan warga calon.
Menurut Pdt. Gideon, beliau nyaman dengan Katekisasi Calon Sidhi kali ini, karena semakin menemukan pola yang pas untuk katekisasi Calon Sidhi. Katekisasi dilakukan dengan berbagai cara di berbagai tempat, mulai di gereja, di Kafe Door, di pasar, di gereja lain. Dan metodenya pun semakin bisa beragam, mulai pengamatan lapangan, pencarian materi di internet dan di berbagai media lain, penjelasan materi, diskusi, dan berbagai metode lain.
Pdt. Gideon menekankan kesetiaan. Beliau mengijinkan anak-anak untuk makan dan minum selama katekisasi (walaupun ini jarang terjadi karena biasanya mereka asyik dengan aktivitas katekisasi mereka). Bahkan diperkenankan tidur jika materinya dianggap membosankan dan membuat mengantuk, tetapi tetap hadir. "Karena cinta itu berarti hadir. Kadang kita tidak selalu hadir dalam kondisi yang baik, tetapi hadir itu mengubah segalanya." demikian beliau menekankan. Mereka diperkenankan absen 25 persen jumlah pertemuan. Tetapi hingga hari ini, ternyata keempat katekisan (ada seorang katekisan dari gereja lain, yang kadang ikut juga, Elisa) tergolong setia.
Hari ini mereka belajar tentang Allah. Pendapat para katekisan adalah, "Pokoknya siap-siap mental dan siap-siap imannya hancur." Ujar Puput. "Pokoknya ditantang!" Ujar Nanda. Bahkan tidak jarang ada yang menangis karena tersentuh atau imannya merasa ditantang oleh pembicaran-pembicaran di kelas. Tetapi pada akhir pertemuan, hampir dipastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan itu, sekalipun tidak selalu tuntas terjawab, tetapi selalu menyimpul pada keadaan yang menenangkan hati. "Iman itu bukan proses setahun dua tahun, itu proses seumur hidup. Tidak selalu jawaban ditemukan, tapi tidak masalah, karena iman yang hidup itu iman yang bergerak, bertanya, bahkan kadang memberontak. Dan semua itu sah. Yang penting jangan berhenti." Ujar pendeta Gideon.
Katekisasi merupakan salah satu kegiatan yang terud dijaga hidup di GKJW Jemaat Tunglur. Bahkan ketika jemaat ini sempat komplang hingga 41 tahun, katekisasi adalah tradisi yang terus hidup. Hari ini ada empat katekisasi yang dilakukan di Jemaat, yaitu Katekisasi Calon Sidhi, Katekisasi Warga Calon, katekisasi manten, dan katekisasi anak dan remaja. Untuk Katekisasi Anak dan Remaja pada tahun ini sengaja digabungkan karena rentang usia anak-anak dan remaja tidak jauh, mereka juga biasa bersama-sama di Kelas Kreatif. Baru pada tahun depan anak-anak akan dipisahkan dengan remaja.
Untuk katekisasi anak dilayani oleh para katekit, yang juga pamong anak dengan Materi dari Buku Katekisasi Madya GKJW dikembangkan dengan konteks lokal jemaat. Diadakan setiap hari Sabtu pukul 16.00 WIB. Katekisasi Calon Sidhi dilakukan setiap Minggu pukul 16.00 WIB dilakukan oleh pendeta jemaat, dan untuk Katekisasi Calon Manten dan Katekisasi Warga Calon dilakukan oleh pendeta dan tim katekit yang dibentuk oleh KPT jemaat, waktunya menyesuaikan jika ada calon mempelai dan warga calon.
COMMENTS