BACAAN
Amsal 11 : 23-31
Kata
Amsal yang dipakai dalam judul kitab yang serumpun dikatakan dalam Bahasa
Ibrani “masyal”.
Kata
“masyal” itu cukup kabur dalam pengertiannya, dan sangat luas artinya. Namun
kata yang sudah terkenal itu menunjukkan bahwa Amsal-lah yang mudah dimengerti
artinya oleh seluruh umat.
Arti
kata Amsal yaitu teka-teki, peribahasa, pepatah, wejangan, pantun, sajak dan
sebagainya. Tetapi khusus untuk kata Amsal selalu berisikan suatu ajakan dan
ajaran yang praktis untuk dilaksanakan.
Dalam
bacaan Amsal 11 : 23-31, merupakan suatu ajaran yang harus diterapkan bagi kita
sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, seperti dalam contoh pada ayat 23,
keinginan orang benar mendatangkan bahagia semata-mata, harapan orang fasik
mendatangkan murka semata-mata. Disini jelas, wejangan yang tercantum dalam
kitab Amsal inipun berlaku bagi kita semua, jangan hendaknya kita sebagai
keluarga Kristen untuk senantiasa mencontoh keluarga orang-orang fasik.
Kehormatan bukan semata-mata ditentukan oleh harta benda, namun dicari dengan
cara yang telah diajarkan oleh Amsal Salomo.
Siapa
mengejar kebaikan, berusaha untuk dikenang orang, tetapi siapa mengejar
kejahatan akan ditimpa kejahatan.
Hanya
orang dihormati karena kekayaannya, mungkin juga karena pekerjaan yang
dilakukan. Apakah dengan demikian, orang yang miskin, orang sederhana atau
tukang becak, petani, buruh, dsb, bukan termasuk keluarga yang terhormat?
Penulis Amsal memberikan ukuran yang sangat
berbeda tentang kehormatan didalam keluarga. Oleh karena itu, mangga bapak/ibu,
apa yang diungkapkan dalam bacaan kita tadi bisa kita terapkan dalam hidup kita
sehari-hari, agar kebahagiaan hidup keluarga bisa dirasakan oleh semua umat
yang percaya kepada Tuhan. Terlebih-lebih kepada setiap orang yang percaya
kepada Tuhan Yesus harus bisa mempertanggung jawabkan dirinya kepada Tuhan yang
telah menebus dosa-dosa manusia. Sehingga kualitas kehormatan keluarga kita
benar-benar dapat terwujud. Kenyataannya hal ini bisa dilakukan bersama-sama.
COMMENTS