“Wanita GKJW: Prajurit Estri”
Didalam Kehangatan suasana minggu pagi yang penuh semangat dan kasih Tuhan Yesus, GKJW Jemaat Tunglur membuka Pekan Wanita dengan tema “Wanita GKJW: Prajurit Estri” Minggu, 13 Juli 2025. Dalam Ibadah Minggu pagi hari ini, penyampaian firman Tuhan oleh Dkn. Detha. Firman Tuhan menegaskan bahwa Wanita GKJW harus berani untuk memberi perubahan dan dampak positif baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Ibadah ini menjadikan momen istimewa, para wanita GKJW Jemaat Tunglur bertugas untuk ibadah ini. Dari pembacaan firman, pemimpin pujian dan tugas lainnya.
Dalam kehidupan sehari – hari, peran wanita sering sekali dianggap sebagai pendukung atau pelengkap. Istilah “prajurit”, kita mungkin membayangkan sosok laki – laki dengan baju zirah dan senjata. Tetapi dalam terang firman Tuhan, “prajurit” tidak hanya menggambarkan kekuatan fisik, melainkan juga keteguhan hati, keberanian dalam kebenaran dan kesetiaan dalam pelayanan. Demikianlah gambaran Wanita GKJW sebagai Prajurit Estri, wanita yang tangguh, penuh kasih dan siap melayani siapapun yang membutuhkan. Perumpamaan dalam Lukas 10:25–37 mengisahkan tentang seorang Samaria yang menunjukkan belas kasih kepada orang yang terluka.
Tindakan itu bukan sekadar kebaikan hati, tetapi bentuk keberanian dan pelayanan yang tulus. Inilah karakter sejati seorang prajurit estri. Sebagai Prajurit Estri wanita GKJW dipanggil untuk kepekaan dan kepedulian sosial. Dalam perumpamaan ini, imam dan orang Lewi melihat orang yang terluka, tetapi memilih untuk menghindar. Namun orang Samaria, yang secara budaya tidak diterima oleh orang Yahudi, justru menunjukkan empati dan tindakan nyata. Prajurit estri bukanlah wanita yang hanya hidup untuk dirinya sendiri, tetapi yang mampu melihat penderitaan sesama dan bergerak untuk menolong.
Di zaman ini, bentuk luka tidak selalu fisik—bisa berupa kesepian, kemiskinan, kekerasan rumah tangga, atau kehilangan arah hidup. Wanita GKJW dipanggil untuk menjadi penyembuh bagi luka-luka itu. Selain itu Wanita GKJW sebagai prajurit estri harus hadir nyata dalam kehidupan jemaat dan masyarakat. Entah itu melalui pelayanan di gereja, kunjungan ke orang sakit, dukungan bagi perempuan korban kekerasan, atau pendidikan karakter bagi anak-anak, semuanya adalah bentuk pelayanan seorang prajurit estri.
COMMENTS