Dalam damainya senja Jumat Agung, lantunan doa dan pujian melingkupi ruang GKJW Tunglur. Remaja-remaja penuh semangat dan kasih berkumpul, menyatu dalam sebuah perjamuan kasih yang begitu syahdu—sebuah penghormatan mendalam bagi Sang Juruselamat, Yesus Kristus, yang rela mati di kayu salib demi cinta-Nya yang tak terbatas.
Ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Arivia berlangsung penuh sukacita dan penghayatan. Suaranya lembut, namun tegas menyentuh kalbu, menyampaikan Firman Tuhan bagaikan embun pagi yang menyejukkan dahaga jiwa.
Roti dan susu—sederhana namun sarat makna—menjadi simbol kasih yang dibagikan. Roti yang mengingatkan tubuh yang dipecahkan, dan susu sebagai lambang kemurnian kasih-Nya yang mengalir tanpa batas. Setiap remaja memegangnya dengan takzim, meresapi setiap momen dengan hati yang terbuka dan penuh cinta.
Wajah-wajah muda itu memancarkan cahaya iman, menghayati setiap detik dalam keheningan yang sakral, dalam kegembiraan yang kudus. Ada haru, ada damai, dan ada sukacita yang tak terucap, namun terasa nyata di udara.
Demikianlah Jumat Agung diperingati—bukan dalam duka semata, tetapi dalam semangat kasih dan pengharapan. Sebuah perjamuan yang bukan sekadar ritual, melainkan wujud cinta yang hidup dan menghidupkan.
Berikut dokumentasi perjamuan Kasih:
COMMENTS