25 Desember sore, pukul 17.30, sesaat setelah hujan deras mengguyur Tunglur. Langit sore tampak berwarna keemasan, mengiringi langkah-langkah jemaat menuju gereja. Tahun ini, perayaan Natal di Tunglur berbeda dari biasanya. Tidak ada pemisahan antara ibadah dan perayaan.
Ibadah Natal dipimpin oleh Pdt. Priyo Utomo, yang dengan penuh kelembutan mengajak jemaat merenungkan makna kasih Allah yang hadir dalam kelahiran Yesus Kristus. Alunan lagu-lagu pujian, diiringi dentingan alat musik sederhana, memenuhi ruangan dengan kekhidmatan.
Pada momen ini, Alta, anak yang terlibat sebagai pengiring sekaligus memulai debutnya sebagai pelayan Ibadah Natal. Dengan kentrung kecilnya, Alta mengiringi Ibadah Natal bersama dengan bapaknya, Pak Lukas, bersama Debora, dan Bima, pemuda yang 'menggemblengnya' untuk berani. Alta menunjukkan bakatnya dengan polos namun berkesan mendalam. Debutnya ini menjadi simbol harapan bagi generasi penerus pelayanan di Tunglur.
Usai ibadah, perayaan berlangsung penuh warna. Banyak persembahan penampilan yang menyuguhkan seni yang mencerminkan sukacita Natal. Drama para bapak yang 'PECAH', ibu-ibu yang menamakan diri “Macan Ternak Tunglur” mencuri perhatian dengan joget TikTok mereka, menggabungkan kreativitas dan kekompakan yang membuat umat yang datang terhibur. Anak-anak kecil tampil dengan tarian sederhana yang menggemaskan, menyentuh hati setiap orang tua yang hadir. Para remaja melengkapi kemeriahan dengan tarian adat, membawa pesan indah bahwa tradisi lokal dapat menjadi bagian dari perayaan iman, serta juga masih ada beberapa penampilan lain, dan semua persembahan ini mengalir tanpa batas, menghadirkan tawa, tepuk tangan, dan rasa syukur.
Yang membuat Natal semakin istimewa adalah kehadiran keluarga-keluarga besar yang datang dari berbagai tempat. Liburan sekolah dan pekerjaan menjadi momen berharga bagi mereka untuk pulang dan berkumpul di rumah orang tua. Gereja penuh sesak, namun setiap sudutnya terasa hangat dengan kebersamaan.
Natal kali ini bukan hanya tentang ibadah atau perayaan, melainkan tentang sukacita yang mengalir dari hati ke hati, menyatukan jemaat dalam cinta kasih Kristus. Ada tawa, ada doa, ada harapan yang tumbuh dari kebersamaan. Dan ketika malam tiba, membawa suasana damai di penghujung perayaan, hati setiap orang yang hadir pulang dengan penuh rasa syukur.
Tunglur telah menunjukkan bagaimana sukacita Natal dapat menjadi nyata dalam kebersamaan yang tulus, dalam kreativitas yang sederhana namun berkesan, dan dalam setiap hati yang terbuka menerima kehadiran Sang Juru Selamat.
Selamat Natal!
_______________
Foto oleh: Tristan & Nanda
Penulis: Edvin
COMMENTS