Jauh-jauh hari, Tunglur mempersiapkan segalanya, dimulai dengan melantik panitia sidang. Adapun susunan kepanitiaan sidang:
- Pelindung : PHMJ GKJW Jemaat Tunglur;
- Ketua : Ibu Heining Wibawani;
- Sekretaris : Bp. Djoko Wahyudianto;
- Bendahara : Bp. In Hari Purwanto;
- Seksi-seksi:
- Acara : Ibu Yekti Prihatin, Sdri. Debora Ultrasani;
- Konsumsi : Ibu Esti Prabandari, Ibu Esti Utami;
- Perlengkapan : Bp. Joko Mulyono, Bp. Sabar Imanuel, Bp. Setyo Wahono, Bp. Aliendra;
- Dekorasi : Bp. Tri Harso Darmawan, Sdr. Imanuel Bima;
- Kesehatan : Bp. Nowo Dihardjo, Bp. Suyatno;
- Usaha Dana : Ibu Tri Cahyani, Bp. Tigor Pangaribuan;
- Keamanan : Bp. Prasetyoadi, Bp. Suhartono, Bp. Supardi, Bp. Sudarmaji;
- Akomodasi : Ibu Mujiatmi, Bp. Lukas;
- Dokumentasi : Bp. Yossi Christianto, Sdr. Edvin Cyssara
- Pandu Sidang : Bp. Pujiantoro (Bp. Puguh, Ibu Elisa, Sdr. Ardi, Sdri. Risma, Sdr. Damainadi, Sdr. Satrio, Sdr. Edward, Ank. Zefanya, Ank. Lisa)
Dengan anggaran dana yang bisa dikatakan cukup, semua mulai bergerak. Namun tidak hanya bergerak pada bagiannya masing-masing dan jika sudah, ya sudah diam. Namun nuansa keluarga sangat terasa ketika semua guyub.
Waktunya sudah hampir habis! Hanya tersisa beberapa hari saja, dan masih ada banyak tugas yang belum kelar. Terutama ketika tim dekorasi belum lunas, maka semua ambil bagian dan seakan semua panitia adalah bagian dekorasi.
Hari Jumat, satu hari sebelum sidang dimulai, nampak hampir semua warga jemaat hadir di gereja, mereka mematangkan yang masih terlihat kurang, sekedar membantu membersihkan area gereja atau membantu proyek dekorasi yang juga masih belum kelar.
Dari siang hingga malam, tim dekorasi yang juga dibantu oleh para pemuda mulai memasangkan karya istimewanya di depan gereja. Beres!
Melihat semuanya, ini mengesankan, sangat mengesankan, kemudian mereka sejenak berbaring, duduk dan bersenandung, menghilangkan sedikit penat mereka.
Tugas mereka sudah lunas, namun mereka masih enggan meninggalkan gereja, masih kurang pagi! Mereka menemani beberapa ibu-ibu yang juga masih belum beres menyiapkan masakannya untuk para tamu besok pagi, yah juga pasti menunggu jatah makanan juga tentunya :)
Ibu-ibu yang masih bertahan disana, menyempatkan untuk membuatkan nasi goreng untuk santapan pendekor.
Lelah, semua lelah, tetapi itu yang memang seharusnya mereka rasakan. Mereka menunjukkan rasa tanggungjawab yang tinggi terhadap tugas mereka, menjaga gereja agar tetap utuh. Untuk beberapa orang, banyak yang memilih untuk tidak sesibuk seperti mereka. Beristirahat dengan cukup untuk kembali bertugas besok.
Istirahat memang penting, namun jika semua memilih beristirahat, lantas siapa yang melakukan? Semua berhak atas pilihan mereka, datang atau tidak, bekerja atau tidak, dan siap atau tidak.
Tetapi yang pasti, kami siap melayani, dengan segala kemampuan kami. Keadaan kami tidak membuat kami berhenti bergerak, kami tidak mati karena mereka yang lemah, tetapi kami hidup untuk mereka.
COMMENTS