Sejak siang, mendung sudah sangat gelap bergelayut di atas langit Tunglur. Lalu, seperti yang sudah diduga, hujan turun dengan amat lebat. Padahal hari ini, Rabu 15 November 2017 akan diadakan Ibadah Hari Persekutuan Perempuan Gereja Asia (atau yang lebih dikenal ACWC : Asian Church Women's Conference) oleh KPPW jemaat Tunglur.
Langit yang gelap dan hujan yang lebat ternyata tidak menyurutkan semangat para ibu untuk menyambut panggilan Tuhan dalam ibadah ini. Sementara di luar air hujan membentur tanah dengan begitu gaduh, di dalam gereja para perempuan ini membangun ibadah dengan teduh.
Perempuan-perempuan dari Kelompok Kerja Perempuan Oikumenis, Dewan Gereja Myanmar lah yang pada tahun ini mempersiapkan Tata Ibadah Hari Persekutuan Perempuan Gereja Asia. Tahun ini, tema yang diambil adalah "Mendamaikan Dunia Dengan Tuhan". Melalui tema ini, para perempuan secara khusus, diingatkan bahwa mereka memiliki peranan yang penting dalam mengupayakan rekonsiliasi di dalam gereja dan masyarakat, sehingga damai sejahtera bukan sekedar angan semata, tetapi secara nyata dihidupi dan dirasakan di tengah-tengah keseharian.
Di dalam kotbahnya, Pdt Devina memberi penekanan bahwa dalam usaha mewujudkan pendamaian, salib Kristus adalah simbol, sekaligus panggilan. Simbol yang mengingatkan kita bahwa Allah di dalam diri Yesus telah membuka jalan pendamaian manusia. Salib sebagai simbol tempat diletakkannya segala sesuatu yang menghalangi terwujudnya kedamaian. Salib sebagai simbol pengorbanan Yesus, yang sungguh-sungguh dan setia dalam berjuang mewujudkan rekonsiliasi dan pendamaian di tengah dunia. Akhirnya, salib juga menjadi panggilan, bagi setiap orang yang telah diperdamaikan dengan Allah. Salib sebagai panggilan untuk berjalan di dalam jalan perjuangan mengusahakan kedamaian.
Demikianlah ibadah Hari Persekutuan Perempuan Gereja Asia yang dilaksanakan di Tunglur. Ibadah kami memang tidak terjadi dengan sangat meriah, namun kami percaya bahwa kemauan untuk mengusahakan pendamaian di dalam dunia ini tidak perlu ditunjukkan dengan gegap gempita, namun yang penting, dilakukan saja setiap hari dengan setia :)
Bu Krisna sebagai organis |
Bu Tri Cahyani sebagai petugas LCD |
Ramah tamah sesudah ibadah |
COMMENTS