Damai Sejahtera ala Adi Yuswa |
Komisi Pembinaan Adi Yuswa (KPAY) adalah komisi yang paling ramai anggotanya di GKJW jemaat Tunglur. Ada sekitar 23 pemuda/i (tahun 60an) yang setia mengikuti setiap kegiatan dalam komisi ini. Salah satu kegiatan rutin adalah ibadah adiyuswa, yang dilakukan setiap bulan satu kali pada hari rabu. Pada Bulan November ini, Ibadah Adiyuswa dilaksanakan Pada tanggal 8 November 2017, di rumah keluarga Bp Purwo Indro.
Bp Purwo Indro sebagai tuan rumah |
Bp Sunaryo sebagai liturgos |
"Coba, saya ingin panjenengan menjelaskan damai sejahtera kepada saya. Bagaimana to damai sejahtera itu? Silahkan dibayangkan, digambarkan, lalu nanti kita bahas bersama-sama", demikian kira-kira instruksi dari Pdt. Devina. Setelah menyimak arahan Pdt. Devina, para eyang ini langsung termenung sendiri-sendiri, lalu tersenyum. Ada juga beberapa yang berbisik-bisik lalu terkikik. Semua sibuk menggambarkan "damai sejahtera" menurut versi mereka masing-masing.
Setelah lewat 10 menit, semua telah selesai dengan gambarannya masing-masing mengenai damai sejahtera. Beberapa adiyuswa lalu membagikan gambaran yang telah dibuatnya tersebut.
Bu Anik menggambarkan damai sejahtera sebagai gereja. Firman Tuhan yang didengar di gereja membuat beliau merasakan damai sejahtera |
Bu Susi menggambarkan damai sejahtera dengan dirinya yang sedang berdoa. Sebab beliau merasakan damai sejahtera ketika berdoa |
Dalam renungan ini, Pdt Devina mengingatkan, banyak orang berpikir bahwa untuk merasakan damai sejahtera, itu tergantung dengan siapa dan dimana kita hidup. Orang merasa damai sejahtera kalau tidak memiliki masalah, kalau hidupnya baik, kalau rejeki lancar. Singkatnya, keadaan di luar yang menetukan damai atau tidaknya seseorang.
Namun, dari cerita dalam Matius 8:23-27 tersebut, kita belajar bahwa kedamaian itu tidak tergantung dengan keadaan diluar diri kita. Buktinya, Yesus tetap dapat tidur pulas di tengah-tengah angin ribut yang sedemikian menakutkan. Sehingga, damai sejahtera sejatinya dimulai dalam diri kita sendiri. Lebih dari itu, cerita Yesus meredakan angin ribut ini menunjukkan bahwa orang yang memiliki damai sejahtera dalam hatinya-lah yang pada akhirnya mampu mengubah keadaan sekelilingnya menjadi lebih baik. Jadi, bukan masalah selesai dahulu baru damai sejahtera, tetapi justru merasakan damai sejahtera dahulu, sehingga mampu menyelesaikan masalah.
Setelah renungan selesai dibawakan oleh Pdt. Devina, Ibadah dilanjutkan oleh liturgos dan ditutup dengan penyampain berkat.
Bp Sardju, ketua KPAY memberikan pengumuman |
Selesai Ibadah, Bp Sardju memberikan beberapa pengumuman kepada para adiyuswa, lalu memimpin dalam doa makan, untuk menyambut berkat Tuhan melalui segala sesuatu yang telah disiapkan oleh keluarga Bp. Purwo Indro.
Setelahnya, acara kami lanjutkan dengan menikmati hidangan yang nikmat, sambil melanjutkan obrolan hangat. :)
COMMENTS