Minggu, 29 Oktober 2017, pemuda GKJW Jemaat Tunglur membuka rangkaian kegiatan dalam pekan pemuda GKJW dengan melayani ibadat Minggu.
Tunglur boleh dikatakan minim personil pemuda untuk melayani ibadat, kuliah dan bekerja di luar kota menjadi masalah utama pemuda. Bahkan Ibu Sukarni, yang adalah ketua KPPM Jemaat, sangat mencemaskan hal tersebut, beliau dalam berbagai kegiatan pemuda merasa sangat kehilangan anak buahnya, Kafe Door yang adalah milik pemuda, hingga ibadat pemuda setiap Sabtu, terasa sepi tanpa penghuni.
Namun tidak demikian, mereka tidak meninggalkan tanggungjawab mereka untuk terus melayani.
Sabtu malam, para muda jemaat sebagian besar memilih untuk leren dari kegiatan mereka diluar sana dan pulang ke rumah, ke "kampung antah berantah", tempat dimana mereka harus bertanggungjawab atas iman mereka.
Waktu yang hanya semalam mereka gunakan untuk gladi bersih untuk pembukaan pelayanan mereka di Pekan Pemuda ini, didampingi Ibu Sukarni, Ibu Heining dan Pdt. Devina, para muda jemaat mulai bergerak dan mempersiapkan segala sesuatunya.
Matang? Tentu belum. Namun mereka melakukan yang terbaik.
Dalam ibadat, Mas Bima, yang bertugas sebagai pelayan firman, mengajak pemuda untuk terus semangat dalam berpelayanan, mengajak jemaat untuk memberi dukungan yang baik terhadap pelayanan pemuda di jemaat, memberi masukan jika tidak nyaman dalam pelayanan pemuda.
Jika biasanya, pemuda yang tidak biasa membawa firman dalam ibadat Minggu, akan merasa tegang dan mandi keringat, namun tidak berlaku untuk Mas Bima, yang menyebut dirinya adalah Nabi, tentu hanya guyonan. Firman dibawakannya dengan gaya bahasanya sendiri.
Sudah pas dengan buku panduan pelayanan? Menggunakan bahasa yang baik dalam khotbah? Urusan belakang.... Yang pasti, pesannya tersampaikan.
"Sugih tanpa bandha... Digjaya tanpa aji...
Miwah mawi pasrah... Sepi pamrih tebih adjrih...
Titip dhuwit kurang... Titip omongan tambah..."
Sepenggal tembang yang disyairkan oleh Mas Bima, tembang yang diciptakan oleh Sudjiwo Tedjo, menjadi pungkasan firman yang disampaikannya.
Selamat berpelayanan, wahai muda, ndherek Gusti Yesus mikul salib! (edv.)
Tunglur boleh dikatakan minim personil pemuda untuk melayani ibadat, kuliah dan bekerja di luar kota menjadi masalah utama pemuda. Bahkan Ibu Sukarni, yang adalah ketua KPPM Jemaat, sangat mencemaskan hal tersebut, beliau dalam berbagai kegiatan pemuda merasa sangat kehilangan anak buahnya, Kafe Door yang adalah milik pemuda, hingga ibadat pemuda setiap Sabtu, terasa sepi tanpa penghuni.
Namun tidak demikian, mereka tidak meninggalkan tanggungjawab mereka untuk terus melayani.
Sabtu malam, para muda jemaat sebagian besar memilih untuk leren dari kegiatan mereka diluar sana dan pulang ke rumah, ke "kampung antah berantah", tempat dimana mereka harus bertanggungjawab atas iman mereka.
Waktu yang hanya semalam mereka gunakan untuk gladi bersih untuk pembukaan pelayanan mereka di Pekan Pemuda ini, didampingi Ibu Sukarni, Ibu Heining dan Pdt. Devina, para muda jemaat mulai bergerak dan mempersiapkan segala sesuatunya.
Matang? Tentu belum. Namun mereka melakukan yang terbaik.
Dalam ibadat, Mas Bima, yang bertugas sebagai pelayan firman, mengajak pemuda untuk terus semangat dalam berpelayanan, mengajak jemaat untuk memberi dukungan yang baik terhadap pelayanan pemuda di jemaat, memberi masukan jika tidak nyaman dalam pelayanan pemuda.
Jika biasanya, pemuda yang tidak biasa membawa firman dalam ibadat Minggu, akan merasa tegang dan mandi keringat, namun tidak berlaku untuk Mas Bima, yang menyebut dirinya adalah Nabi, tentu hanya guyonan. Firman dibawakannya dengan gaya bahasanya sendiri.
Sudah pas dengan buku panduan pelayanan? Menggunakan bahasa yang baik dalam khotbah? Urusan belakang.... Yang pasti, pesannya tersampaikan.
"Sugih tanpa bandha... Digjaya tanpa aji...
Miwah mawi pasrah... Sepi pamrih tebih adjrih...
Titip dhuwit kurang... Titip omongan tambah..."
Sepenggal tembang yang disyairkan oleh Mas Bima, tembang yang diciptakan oleh Sudjiwo Tedjo, menjadi pungkasan firman yang disampaikannya.
Selamat berpelayanan, wahai muda, ndherek Gusti Yesus mikul salib! (edv.)
COMMENTS