Selasa, 8 Agustus 2017, menjadi awal dari rangkaian kegiatan mutasi pendeta di GKJW Jemaat Tunglur. Pdt. Gideon yang telah memberikan diri sebagai pelayan Tuhan selama 6 tahun di Tunglur, yang akan ditugaskan untuk meneruskan study-nya ke S2 Theologia di UKDW, memboyong barangnya menuju tempat tujuan selanjutnya, Jogja.
Hari itu terasa begitu dingin, bak anak kecil tidur tanpa pelukan seorang ibu.
Akhirnya telah tiba, melihat kardus bertumpukan dengan rapih didalam kapandhitan, terlihat begitu bersih, kosong. Tampak berbeda dengan biasanya, kapandhitan Tunglur jauh dari kata bersih. Namun ini yang terjadi, tidak hanya bersih, namun kosong.
Dimulai dari pagi hari, Bu Karni dan Mas Edvin datang ke kapandhitan untuk memisahkan barang Pdt. Gideon dengan barang milik Cafe Door yang kemudian dikemas.
"Oalah kok nelongso to nyawang ngene, sembarang-mbarange di kerdusi", bisik Bu Karni kepada Mas Edvin.
Bagi kami, jemaat Tunglur, memang berat untuk melihat kenyataan ini, mengingat bahwa Tunglur tak pernah disinggahi pendeta baku selama lebih dari 40 tahun, dan mendapatkan pendeta yang luar biasa seperti Pdt. Gideon.
Satu demi satu barang pesanan Pdt Gideon yang akan dibawa ke Jogja samapi, mulai dari kulkas, mesin cuci, hingga meja kursi.
Sore hari, sebagian warga jemaat pria datang ke kapandhitan untuk membantu mengangkat barang ke truk.
"Kok malih sepi... oalah", ucap Nanda, remaja jemaat yang juga adalah penjaga Cafe Door yang setiap harinya keluar masuk kapandhitan. Baginya, mungkin kapandhitan yang rusuh lebih nyaman dipandang daripada yang sekarang.
Hingga pukul 9 malam menjelang berangkat, warga jemaat berdatangan untuk menghantarkan keberangkatan Pdt. Gideon ke Jogja. Ini belum acara puncak, ketika Pdt. Gideon resmi meninggalkan jemaat, namun cinta kasih dan pelayanan beliau selama 6 tahun memanggil jemaat untuk datang sekedar mengucapkan "hati-hati di jalan".
Pak Yudi dan Mas Edvin, ikut menghantarkan barang sampai ke Jogja.
Rasa haru yang ditutup oleh senyuman dan candaan dari jemaat terlihat ketika Pdt. Gideon mulai berpamitan, ini belum puncak, namun demikian, rasa kehilangan sudah tercium, melepaskan pendeta yang sukses merubah isi jemaat.
Setelah memakan 7 jam perjalanan, mereka sampai dirumah yang ditinggali Pdt. Gideon.
Barang langsung diturunkan. Ketika sedang menata barang, sudah ada tamu datang, Bu Kristyanti yang juga adalah pendeta GKJW yang diutus untuk melanjutkan studynya di UGM, datang bersama dengan suaminya, Pak Anto.
Mereka meluangkan waktu untuk membantu menata barang sebelum menjemput anaknya pulang sekolah.
Sore hari, semua beres, barang yang begitu banyak akhirnya tertata rapih ditempat yang bisa dikatakan minim. Seperti tidak akan muat menampung barang bawaan Pdt. Gideon.
"Lho kok cukup", kata Mbah Gini yang adalah pemilik rumah yang dikontrak Pdt. Gideon.
COMMENTS