Hari ini, Minggu 18 Juni 2017 warga GKJW Jemaat Tunglur mengadakan kerja bakti di pekarangan. Kerja bakti merupakan salah satu kegiatan bulanan yang dilaksanakan setiap Minggu ketiga di GKJW Jemaat Tunglur. Kerja bakti ini diikuti oleh seluruh warga bergantian di Gereja, pekarangan gereja, dan makam Kristen Desa Tunglur. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Gereja Suaka Iklim GKJW Jemaat Tunglur.
Kerja bakti merupakan salah satu tradisi gotong royong tertua di Indonesia. Dalam momen-momen yang membutuhkan banyak orang, masyarakat di Indonesia, khususnya Jawa mengadakan kegiatan tanpa sekat. Setiap orang dari berbagai kelompok masyarakat bergabung menjadi satu menjadi bagian masyarakat tanpa status. Satu-satunya status yang mereka kenakan adalah warga masyarakat. Kerja bakti menunjukkan bahwa kebaikan tidak selalu diukur dengan angka. Bahkan nilai-nilai adi luhung seperti kebersamaan, keharmonisan, persatuan, justru adalah hal-hal yang tidak bisa diukur dengan angka tetapi aksi. Keterlibatan dalam kegiatan demikian merupakan wujud kesadaran untuk menjaga harmoni antar manusia dan antara manusia dengan alam. Nilai tertinggi dalam harmoni adalah kehadiran dan kesediaan untuk bersatu tanpa status.
Di GKJW Jemaat Tunglur, kerja bakti diagendakan sebagai salah satu kegiatan yang ditanggungjawabi oleh KPPL. Kerja bakti ini memiliki beberapa tujuan:
Dalam setiap kerjabakti, warga secara bergantian menyediakan konsumsi dan kebutuhan lain untuk kerja bakti. Makanan yang dibawa biasanya makanan yang sederhana berupa rebusan umbi-umbian atau gorengan. Kerja bakti diawali pukul 14.00 WIB dan diakhiri secukupnya. Kerja bakti ditutup dengan makan bersama dari makanan yang dibawa bergantian oleh warga tersebut.
Kerja bakti merupakan salah satu tradisi gotong royong tertua di Indonesia. Dalam momen-momen yang membutuhkan banyak orang, masyarakat di Indonesia, khususnya Jawa mengadakan kegiatan tanpa sekat. Setiap orang dari berbagai kelompok masyarakat bergabung menjadi satu menjadi bagian masyarakat tanpa status. Satu-satunya status yang mereka kenakan adalah warga masyarakat. Kerja bakti menunjukkan bahwa kebaikan tidak selalu diukur dengan angka. Bahkan nilai-nilai adi luhung seperti kebersamaan, keharmonisan, persatuan, justru adalah hal-hal yang tidak bisa diukur dengan angka tetapi aksi. Keterlibatan dalam kegiatan demikian merupakan wujud kesadaran untuk menjaga harmoni antar manusia dan antara manusia dengan alam. Nilai tertinggi dalam harmoni adalah kehadiran dan kesediaan untuk bersatu tanpa status.
Di GKJW Jemaat Tunglur, kerja bakti diagendakan sebagai salah satu kegiatan yang ditanggungjawabi oleh KPPL. Kerja bakti ini memiliki beberapa tujuan:
- Mengeratkan hubungan yang setara (egaliter) antar warga gereja.
- Menjaga keutuhan ciptaan Tuhan secara umum keterlibatan manusia menjaga sesama ciptaannya.
- Upaya untuk menjadi bagian dari masyarakat yang baik, sehingga gerja menjadi bagian yang menjadi berkat bagi masyarakat.
Dalam setiap kerjabakti, warga secara bergantian menyediakan konsumsi dan kebutuhan lain untuk kerja bakti. Makanan yang dibawa biasanya makanan yang sederhana berupa rebusan umbi-umbian atau gorengan. Kerja bakti diawali pukul 14.00 WIB dan diakhiri secukupnya. Kerja bakti ditutup dengan makan bersama dari makanan yang dibawa bergantian oleh warga tersebut.
COMMENTS