Ibadah Minggu pada tanggal 26 Oktober 2025 di GKJW Tunglur berlangsung dengan begitu manis, hangat, dan penuh sukacita rohani, seiring dengan peringatan Pekan Pemuda GKJW yang mengusung tema indah: “Pemuda GKJW Gotong Royong Anti Doyong.” Tema ini menjadi ajakan manis bagi seluruh pemuda untuk saling menopang, bekerja sama, dan tetap teguh dalam pelayanan Tuhan.
Ibadah yang diberkati ini dipimpin dengan penuh kelembutan oleh Pendeta Sri Rahayu, yang membimbing jalannya ibadah dari awal hingga akhir dengan suasana teduh dan penuh kasih. Namun, ibadah kali ini menjadi sangat manis dan istimewa karena dilayani secara langsung oleh para pemuda dan pemudi GKJW Tunglur, sebagai simbol pengorbanan, semangat, dan pelayanan yang tulus dalam memperingati Pekan Pemuda.
Para pemuda tampil dengan sukacita manis dalam berbagai bentuk pelayanan. Mereka mengambil bagian dalam pemimpin pujian, musik, lektor, persembahan, hingga pembacaan Alkitab. Setiap langkah pelayanan yang dilakukan membawa nuansa kasih yang lembut dan penuh keindahan iman, seolah Tuhan sendiri tersenyum melihat kesediaan hati mereka.
Dalam momen yang begitu manis ini, para pemuda GKJW Tunglur juga menyuarakan Ikrar dan Janji Pemuda GKJW, sebagai ungkapan syukur bahwa mereka tidak hanya hadir sebagai peserta ibadah, tetapi benar-benar terlibat sebagai pelayan Tuhan. Suara mereka yang lantang dan penuh keyakinan menjadi kesaksian indah bahwa generasi muda GKJW siap melangkah maju dalam pelayanan dan pengabdian.
Setiap kata, setiap tindakan, dan setiap senyuman yang hadir dalam ibadah ini menjadi gambaran manis tentang cinta kasih yang diwujudkan melalui gotong royong dan kebersamaan. Ibadah yang dipenuhi kehangatan ini menunjukkan bahwa pemuda GKJW bukan hanya masa depan gereja, tetapi juga hadir saat ini sebagai berkat yang nyata dalam pelayanan.
Hidangan Manis Sebagai Ungkapan Syukur Pemuda
Setelah ibadah selesai, suasana manis semakin terasa ketika para pemuda GKJW Tunglur dengan penuh sukacita menyiapkan hidangan bubur ayam untuk seluruh jemaat. Hidangan sederhana namun penuh cinta ini menjadi ungkapan rasa syukur para pemuda kepada jemaat yang selama ini telah mendukung, mendoakan, dan memberikan semangat bagi perjalanan pelayanan mereka.
Bubur ayam yang hangat dan lezat tersebut menjadi simbol manis dari rasa kebersamaan, menunjukkan bahwa pelayanan pemuda tidak hanya terlihat dalam liturgi, tetapi juga melalui kepedulian kecil yang menyentuh hati jemaat. Momen ini menjadi penutup yang indah dan penuh kasih, mempererat hubungan antara pemuda dan jemaat sebagai satu keluarga Tuhan.
Kiranya momen manis dalam Pekan Pemuda 2025 ini menjadi langkah awal yang menguatkan semangat pelayanan, menumbuhkan rasa persaudaraan, dan mewujudkan kasih Tuhan satu demi satu melalui setiap karya pemuda GKJW. Tuhan memberkati setiap hati yang melayani dengan ketulusan dan cinta yang manis.
Berikut dokumentasi selenngkapnya:
Foto oleh: Ank. Riko Reksa Rendra S
Artikel: Sdr. Damai Nadi Ananda
















































COMMENTS