Rangkaian perayaan Pentakosta dan
persiapannya yang begitu membuat kami semua antusias dalam merayakan sukacita
ini dengan semangat sebenarnya sudah dimulai sejak dua minggu lalu. Dimana
sejak itu kami yang terbagi dalam tiga kelompok kecil mempersiapkan persembahan
penampilan dalam kelompok kami masing-masing.
Latihan dan persiapan pun sudah mulai dilakukan. Dibawah koordinasi
dengan koordinator kelompok yang ditunjuk oleh KPT, latihan dan persiapan dalam
kelompok pun nampak dilakukan dengan baik. Adapun pembagian anggota kelompok
dimulai dari kelompok satu yang berisi para warga yang bertempat tinggal di
dusun sambiresik bagian barat mulai dari
rumah Bapak In Hari hingga Bapak
Lukas. Kemudian kelompok dua ialah warga yang bertempat tinggal di bagian
tengah mulai dari rumah Bu Suminah hingga rumah Bu Sih Subekti dan Bu Sri.
Sabtu siang 22 Mei 2021 pembersihan dan penataan tempat mulai
dilakukan. Ibadah Padang kali ini dilakukan di depan bakal Gazebo yang ada di
halaman kapanditan. Panggung dan penampilan serta pelayan ibadah berada
di gazebo yang terbuka sementara jemaat
berada di halaman kapanditan. Dekorasi dan penataan audio berlangsung hingga Sabtu malam dan akhirnya semua tertata dan siap digunakan untuk beribadah.
Tibalah di hari ke-50 setelah Paskah
yaitu hari perayaan Pentakosta. Seperti biasa sebelum ibadah dimulai persiapan
dilakukan di konsistori. Bu Heining selaku sekretaris KPT yang menjadi
koordinator dalam acara ini memandu jalannya persiapan, setelah para petugas
selesai berdoa dan semua warga yang
telah melewati pemeriksaan protokol kesehatan berkumpul di lokasi akhirnya
ibadah dimulai. Dalam ibadah kami menggunakan lagu-lagu Kidung Ria. Sebab dalam Ibadah Padang ini anak-anak dan remaja bergabung bersama dengan warga dewasa.
Diiringi suasana sejuk di pagi hari yang indah dan kicauan burung yang merdu sungguh menambah sukacita ibadah hari ini. Dalam firman Tuhan yang kami renungkan dari Kisah Para Rasul 2:1-21 kami bersama-sama belajar menghayati bahwa peristiwa turunnya Roh Kudus yang kami hayati bersama hari ini kami belajar bahwa Roh Kudus yang telah dicurahkan hendaknya membawa semangat untuk terus memelihara dan mensyukuri keutuhan sebuah persekutuan bahwa dalam memandang keutuhan sebuah persekutuan pasti tidak hanya kesepahaman namun juga pasti ada kalanya ada ketidaksehatian. Merengkuh keberbedaan dalam persekutuan merupakan bentuk menyerahkan diri untuk dibimbing oleh kuasa Sang Roh Kudus. Roh Kudus ada dan telah tinggal di dalam hati kita, namun kadang rasa ego dari hati kita yang dapat membuat Roh Kudus tidak kita rasakan kehadiranNya. Maka di momen Pentakosta ini semoga kita semua semakin diingatkan untuk menyerahkan hidup agar dibimbing oleh Sang Roh Kudus.
Ibadah berjalan dengan cukup singkat dan
setelahnya dilanjutkan dengan perayaan berisi penampilan dari masing-masing
kelompok. Adapun yang bertugas dalam Ibadah antara lain:
Koordinator dan MC: Ibu Heining Wibawani;
Pembawa Firman:
Pdt. Adi Sih Nugroho;
Liturgos: Ibu Tri Cahyani;
Pemusik: Sdr. Bima, Sdr. Nanda, Sdri. Debora dan Bpk. Tri Harso
Darmawan;
Pandu Puji: Sdri. Griscipta, Ank. Zefanya dan Ank. Shelintina;
Pengakuan Iman: Sdri. Bernadetha;
Pembaca Alkitab: Ank. Elisabet;
Doa Syafaat: Pnt. Sabar Imanuel, Pnt. Djoko W, Dkn. In Hari Purwanto, Pnt. Krisna W;
Dokumentasi: Sdr. Edvin dan Ank. Axel;
Koordinator Kelompok: Klp. 1 Sdri. Griscipta, Klp. 2 Sdr. Edward,
Klp. 3 Sdri. Risma.
Ibadah dimulai tepat pukul 07.00 dan berakhir kurang dari pukul 08.00. Tibalah di bagian perayaan dan penampilan kelompok. Kelompok maju diurut berdasarkan nomer kelompok. Kelompok 1 mengawali persembahan penampilannya dengan sebuah drama yang menampilkan realita kehidupan sehari-hari yang kemudian mengajak kami semua untuk selalu bersyukur dengan apa yang dimiliki dan dikaruniakan oleh Tuhan. Kelompok satu mengakhiri penampilan dengan bernyanyi bersama yang berisi pujian disertai gerak yang sungguh menambah sukacita dalam perayaan Pentakosta hari ini. Untuk penampilan yang kedua, kelompok 2 mengawali penampilan dengan sebuah yel-yel yang menambah semangat penampilan kelompok, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan puisi, bernyanyi bersama dan juga pantun. Dan terakhir penampilan kelompok 3 diisi dengan menyanyi bersama di awal dilanjutkan dengan berjoget bersama sambil berbalas pantun. Kekompakan, kelucuan bahkan kekeliruan yang ada justru menambah semarak sukacita bersama, rasanya seperti sudah lama kami tidak merasakan suasana dan gembira seperti ini.
Kegembiraan kami pun bertambah
manakala di acara hari ini Bpk. Pujiantoro juga dapat hadir dan syukur kepada
Allah semakin hari kondisi kesehatannya boleh semakin berangsur
membaik. Semoga Tuhan semakin menjamah dan memberi pemulihan
bagi Bpk. Pujiantoro. Di akhir acara semua
warga yang hadir dan yang berulang tahun di bulan Mei dipersilakan untuk naik ke panggung dan didoakan bersama-sama. Sungguh merupakan kebetulan yang
indah bahwa di bulan Mei ada banyak sekali warga yang berulang tahun mulai dari
anak, remaja, pemuda hingga lansia, mereka antara lain ( *=tidak hadir): Anl. Audrea, Ank. Axel, Ank. Shelintina, Ank. Elisabeth, Ank. Meyvia*, Sdr. Nanda, Sdri. Bernadetha, Ibu Edi Mastuti, Ibu Sediani,
Bpk. Sabar, Ibu Sundari, Ibu Tri
Cahyani, Bpk. Tigor , Ibu Roida*, Bpk. Deddy*, Ibu Djuwariyah*, Ibu Setyo
Sayekti*, Bpk. Joko Mulyono, Ibu Indah K* dan Bpk. Wahyu Dwi*. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa di bulan Mei ini
sangat banyak warga jemaat yang berulang tahun. Kiranya pertambahan usia
boleh membawa semua yang berulang tahun pada ucap syukur yang penuh dan terus
mengalir pada Tuhan.
Perayaan ulang tahun sederhana menjadi akhir dari seluruh rangkaian acara Ibadah Padang hari Minggu Pentakosta hari ini. Masih dengan menjaga jarak dan menaati protokol kesehatan, secara singkat dan sederhana kami makan bersama di halaman kapanditan. Dengan diiringi persembahan pujian dari Ank. Christi dan Sdri. Debora. Suara merdu dan alunan petikan gitar Sdr. Bima menjadi pemanis dalam akhir kebersamaan di Ibadah Padang ini. Pukul 09.30 panggung dibersihkan, kursi mulai ditata kembali dan kami bahu-membahu menata segala alat dan perlengkapan yang digunakan menjadi sarana ibadah hari ini. Singkat memang kebersamaan hari ini, Ibadah Padang yang tidak dilakukan di tempat yang jauh, hanya di halaman kapanditan, tetapi biarlah kebersamaan ini semakin meyakinkan kami bahwa meskipun kami masih bersama dalam keterbatasan tetapi biarlah itu kami syukuri sebagai karya Sang Roh Kudus yang membawa kami pada sebuah sukacita meski dalam kesederhanaan, kami yakin Roh Kudus yang kami peringati pencurahanNya pada hari ini akan menuntun kami untuk terus bertumbuh, terus mengasihi dan terus melayani … Amin.
Penulis: Pdt. Adi Sih Nugroho
COMMENTS