Memasuki Minggu Adven ke 2, Ibadah Minggu 10 Desember 2017 di GKJW jemaat Tunglur tidak menggunakan warna liturgi hijau, namun merah. Selain itu, para majelis juga memakai setelan full-dress. Merayakan apakah gerangan?
Bersamaan dengan Ibadah Minggu Adven ke 2, jemaat Tunglur merayakan ulang tahun GKJW (Greja Kristen Jawi Wetan) ke-86. Ibadah ini dilakukan bersama-sama dengan anak-anak, dengan menggunakan tata ibadah yang telah disiapkan oleh DPT.
Sesuai dengan leksionari, pembacaan Firman Tuhan pada hari ini diambil dari Yesaya 40:1-11 sebagai bacaan pertama, II Petrus 3 : 8-15 sebagai bacaan kedua dan Injil Markus 1:1-8 sebagai bacaan yang ketiga. Secara singkat, kotbah pagi ini mengingatkan bahwa waktu adalah sesuatu yang berharga, sehingga sudah seharusnya tidak dilalui begitu saja. Dalam waktu pemberiaan Allah ini, ada banyak hal baik yang bisa dilakukan. Tentu saja. Namun pembacaan firman pagi ini secara khusus mengingatkan, untuk mengisi waktu pemberian Tuhan dengan pertobatan.
Pertobatan bukanlah sesuatu yang dilakukan sekali seumur hidup, namun seharusnya menjadi sebuah rutinitas, karena kebutuhan. Seperti mandi, atau mencuci baju. (Dalam bacaan ketiga, pertobatan disandingkan dengan baptisan. Sedangkan baptis menurut bahasa aslinya memiliki makna membenamkan, serta mengalami perkembangan makna menjadi bernuansa mencuci/mandi). Kita sadar bahwa hidup kita (selama di dunia) tidak pernah bisa menjadi putih. Kita pasti (sengaja atau tidak) menjadi kotor. Maka, 'mandi' adalah sebuah kebutuhan. Demikianlah pertobatan. Dalam masa penantian ini, pertobatan adalah proses persiapan yang hakiki.
Dalam memperingati HUT GKJW, seharusnya kita juga mengingat bahwa pertobatan itu tidak melulu dilakukan seorang diri, namun juga bersama-sama sebagai sebuah persekutuan. Sebab pertobatan adalah awal dari pertumbuhan, serta tercurahnya berkat Tuhan. Bukankah kitapun ingin bertumbuh sebagai sebuah persekutuan?
Dalam Ibadah ini, selain persembahan minggu biasa, persembahan juga berupa persembahan syukur HUT GKJW dengan amplop yang telah disediakan oleh MA. Amplop ini telah dibagikan kepada warga 3 minggu sebelumnya, sehingga warga dapat mempersiapkan diri dalam memberikan ungkapan syukurnya atas penyertaan Tuhan dalam perjalanan GKJW sebagai sebuah persekutuan. Dari 38 amplop yang dibagikan, 36 amplop telah dikumpulkan kembali sebagai wujud ucapan syukur warga jemaat.
Perayaan Ulang Tahun semakin terasa ketika kue ulang tahun dikeluarkan, lilin dinyalakan dan lagu selamat ulang tahun dinyanyikan. Meski roti yang digunakan tidak terlalu besar, namun sukacita kami merayakan HUT GKJW amatlah besar. Pdt Devina meniup lilin bersama dengan anak-anak beserta para majelis.
Setelah kue dipotong-potong, Pdt Devina meminta bantuan anak-anak untuk membagikan kue ke beberapa warga jemaat. Selain kue ulang tahun, majelis jemaat juga menyediakan kue kukus dan minuman yang dibagikan kepada warga jemaat. Setelah ibadah selesai, warga jemaat tidak segera pulang, namun makan kue dan minum bersama-sama.
Demikian perayaan HUT GKJW di jemaat Tunglur. Bagaimana perayaan di jemaat saudara?
COMMENTS