Selasa, 20 Juni 2017, GKJW Jemaat Tunglur kehilangan salah seorang jemaat, Ibu Twidyassih Panganthi.
Ibu Twidyassih Panganthi yang kerap disapa Mbok Wo, menyelesaikan perjalanan hidupnya diusia 65 tahun. Lahir di Kediri, 04-04-1952. Setelah mengalami sakit yang dideritanya sejak tahun 2015 lalu, Mbok Wo menutup usianya hari Sabtu siang kemarin pukul 13.30. Meninggalkan satu anak, menatu, dan satu cucu.
Dalam hidupnya, ibu satu anak ini sangat setia dalam imannya, bahkan sejak awal kedatangan Pdt. Gideon, Mbok Wo adalah orang yang ngopeni Pdt. Gideon.
Walaupun mengalami stroke sejak tahun 2015, Mbok Wo tetap setia, dengan keterbatasannya untuk berjalan, setiap hari Minggu beliau tetap beribadah digereja, hingga sakit yang dideritanya semakin parah, yang kemudian membuatnya tidak bisa untuk kembali ke gereja.
Kerinduannya untuk memuji Tuhan nampak jelas, ketika Majelis Jemaat mengunjungi kediamannya, Ibadah Lansia, ataupun Kebaktian Keluarga.
Kepergian Mbok Wo meninggalkan duka bagi keluarga besarnya, juga bagi jemaat. Namun Tuhan telah menempatkannya ditempat yang lebih baik, bersama Tuhan.
Pemakaman dilaksanakan hari ini, Rabu pukul 9 pagi di pemakaman umum Tunglur.
Malam harinya, pukul 7, diadakan Ibadah Penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan, bertempat dirumah duka. Ibadah dilayani oleh Pdt. Gideon.
Tuhan menciptakan kita dari tanah, maka ada saatnya kita akan kembali ke tanah. (edv)
Ibu Twidyassih Panganthi yang kerap disapa Mbok Wo, menyelesaikan perjalanan hidupnya diusia 65 tahun. Lahir di Kediri, 04-04-1952. Setelah mengalami sakit yang dideritanya sejak tahun 2015 lalu, Mbok Wo menutup usianya hari Sabtu siang kemarin pukul 13.30. Meninggalkan satu anak, menatu, dan satu cucu.
Dalam hidupnya, ibu satu anak ini sangat setia dalam imannya, bahkan sejak awal kedatangan Pdt. Gideon, Mbok Wo adalah orang yang ngopeni Pdt. Gideon.
Walaupun mengalami stroke sejak tahun 2015, Mbok Wo tetap setia, dengan keterbatasannya untuk berjalan, setiap hari Minggu beliau tetap beribadah digereja, hingga sakit yang dideritanya semakin parah, yang kemudian membuatnya tidak bisa untuk kembali ke gereja.
Kerinduannya untuk memuji Tuhan nampak jelas, ketika Majelis Jemaat mengunjungi kediamannya, Ibadah Lansia, ataupun Kebaktian Keluarga.
Kepergian Mbok Wo meninggalkan duka bagi keluarga besarnya, juga bagi jemaat. Namun Tuhan telah menempatkannya ditempat yang lebih baik, bersama Tuhan.
Pemakaman dilaksanakan hari ini, Rabu pukul 9 pagi di pemakaman umum Tunglur.
Malam harinya, pukul 7, diadakan Ibadah Penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan, bertempat dirumah duka. Ibadah dilayani oleh Pdt. Gideon.
Tuhan menciptakan kita dari tanah, maka ada saatnya kita akan kembali ke tanah. (edv)
COMMENTS