Namun melihat itu, tidak kemudian membuat kami hanya berdiam diri, dan bahkan hanya berkegiatan selagi ada jadwal dan pelayanan yang diberikan oleh MA saja. Sekian lama "menganggur" tanpa berkegiatan secara mandiri, kami berupaya untuk tetap meghidupi kebutuhan jemaat, terlebih anak-anak. Baik kebutuhan pelayanan ibadah maupun kegiatan-kegiatan yang bersifat membangun.
Diawali dengan adanya retret online Ruang Spiritualitas Anak yang diadakan oleh Majelis Agung GKJW, beberapa pamong juga Pdt. Adi mengusulkan jika kegiatan ini bisa sebagai pengganti SALIB (Sekolah Alkitab Liburan), kegiatan tahunan turun-temurun sejak Pdt. Gideon, yang diadakan untuk mengisi waktu libur sekolah bersama KPAR.
Kegiatan yang berjalan selama dua hari tersebut berbuntut pada ide untuk membuat konten bersama anak-anak untuk mengisi kegiatan hari Kemerdekaan Indonesia. Hari Minggu malam kemarin adalah hari terakhir anak-anak mengikuti retret online, maka malam itu juga Edvin dan Nanda yang juga sedang membantu jalannya retret langsung menggandeng Christi untuk membuat konten kemerdekaan, mengingat hanya Christi yang masih tinggal di gereja karena harus menunggu ibunya rapat. Mereka bertiga kemudian membuat konten menyanyikan lagu Indonesia Pusaka yang dinyanyikan oleh Christi.
Besoknya, anak-anak kembali berkumpul untuk membuat konten lain, seperti yang telah dijadwalkan bersama sebelumnya, masih dengan bernyanyi. Dalam proses shootingnya, mereka hingga turun ke sawah yang memang adalah tempat yang diusulkan Riko (anak yang membuat konsep video). Kali ini mereka menyanyikan lagu Tanah Airku.
Seolah tek lelah bermain dengan video-video-an, hari ini mereka kembali berkumpul dari pagi hari untuk membuat konten, namun kontennya berbeda, untuk pertama kalinya mereka keluar kandang, kali ini mereka berkontribusi dalam lomba video yang diadakan oleh salah satu brand kamera. Dimulai pukul 9 pagi, mereka berangkat ke makam desa untuk proses shooting. Satu jam berlalu, mereka kemudian kembali ke gereja untuk mengikuti Upacara Pengibaran Bendera secara online melalui YouTube.
Setelah upacara selesai, ternyata ada yang sudah menyiapkan makanan untuk dinikmati bersama. Bertepatan dengan ulang tahun Gabriel yang juga jatuh pada hari ini, Pak Nonot dan Bu Kris (orang tua Gabriel) datang ke gereja untuk memberikan makanan sebagai rasa syukur atas bertambahnya usia Gabriel.
Melihat kebersamaan dan kebahagiaan yang ada pada anak-anak, Edvin kemudian secara spontan mengajak anak-anak untuk mengadakan lomba, memperingati hari Kemerdekaan Indonesia. Benar saja, tidak ada yang menolak. Edvin bersama Nita dan Fanya kemudian berfikir keras apa saja yang akan dilombakan, mengingat cetusan lomba adalah spontanitas yang sebelumnya tidak direncanakan. Setelah beberapa saat karena anak-anak sudah tidak sabar lagi, maka perlombaannya sederhana saja karena memang peralatan yang dimiliki terbatas. Memasukkan paku ke dalam botol, mencari karet di dalam timbunan tepung dan gobak sodor menjadi permainan yang mereka pilih. Lomba terdiri dari dua kelompok yang berisikan lima anak per-kelompok.
Setelah semuanya kelar, jam masih siang, dan mereka masih ingin bersenang-senang namun sudah termakan lelahnya berlari di permainan gobak sodor, maka untuk menghilangkan lelah itu mereka kembali berlomba untuk memasukkan air ke dalam bak secara estafet, mandilah mereka semua. Melihat keramaian di gereja, Bu Leni dan Mak Ti datang dan ikut melihat dan merasakan kebahagiaan yang dimiliki anak-anak, hingga Bu Leni datang ke Edvin dan menyuruhnya untuk membuatkan ibu-ibu lomba seperti anak-anak hari ini. Ya tentu salah jalannya dong.
Namun demikian, kebahagiaan yang dimiliki semua orang yang datang ke gereja hari ini, terlepas karena memang rasa syukur atas kemerdekaan Indonesia-nya, atau hanya karena lomba yang diadakan, entah. Namun memang sangat terlihat kebahagiaan mereka saat kembali berkumpul dan bersenang-senang. Mungkin iya, ketika masa yang menuntut kita untuk berjaga-jaga, bukan berarti kita hanya diam saja dan njagakne yang lain, kita sebenarnya mampu untuk melakukan itu, mewujudkan kebahagiaan dengan tetap memperhatikan masa ini.
Semoga segera pulih, kami sangat merindukan kebersamaan seperti ini, lagi.
Dirgahayu Indonesia, Indonesia tangguh, Indonesia tumbuh.
Penulis: Edvin Cyssara Adittama
COMMENTS