GKJW Tunglur adalah salah satu pilot project P2A (Pendampingan dan Perlindungan Anak) di MD Kediri Utara 2. Program baru P2A GKJW Jemaat Tunglur adalah Wartawan Cilik. Program ini adalah program latihan jurnalistik untuk anak dan remaja di jemaat. Melalui program ini anak dilatih untuk melaporkan berita di sekitar jemaat di samping mendampingi anak-anak dengan melatih mereka berpikir, menulis sistematis, dan menjadi berani. Sebuah bekal penting bagi mereka yang bisa mereka gunakan untuk masa depan mereka.
Di GKJW Jemaat Tunglur, P2A telah dikembangkan sejak tahun 2012, dengan kelas belajar. Kelas belajar ini pada saat ini telah berkembang menjadi berbagai macam kegiatan mulai dari pendampingan belajar untuk anak oleh warga jemaat yang berprofesi sebagia guru, kelas pelajaran agama tambahan, kelas kreatif, serta perpustakaan anak. Di GKJW Jemaat Tunglur yang jumlah anaknya tidak banyak (total seluruh anak dan remaja tidak lebih dari 20 anak), jenis P2A yang dikembangkan memang bukan untuk anak-anak bermasalah. Karena masalah anak di jemaat tidak sangat kompleks seperti di tempat lain (misalnya kekerasan pada anak, masalah hukum dll.). Oleh karena itu P2A yang dikembangkan adalah pendampingan dan perlindungan anak pada anak-anak tidak bermasalah.
Pada tahun ini GKJW Jemaat Tunglur dipilih oleh sidang MD Kediri Utara 2 bersama GKJW Jemaat Nganjuk untuk menjadi pilot project P2A MD. Salah satu program baru P2A GKJW Jemaat Tunglur adalah Wartawan Cilik. Program ini dimulai pada bulan Mei 2017 ini oleh para pengurus KPAR GKJW Jemaat Tunglur bersama Pdt. Gideon sebagai pembimbing mereka.
Tujuan dari program Wartawan Cilik ini adalah:
- Melatih keberanian anak-anak dalam berhubungan dengan masyarakat.
- Membiasakan anak-anak mempunyai tradisi menulis sejak usia dini.
- Melatih anak-anak untuk berpikir, menulis, dan bertindak secara sistematis.
- Mengajak anak-anak menjadi penulis sejarah kehidupan Jemaat.
- Memberikan kegiatan positif yangbisa menjadi wahana anak-anak bertumbuh sesuai dengan minatnya.
- Wahana regenerasi awal tenaga kesekretariatan jemaat.
Disadari bahwa budaya membaca dan menulis di Indonesia tidak cukup tinggi, karena itu Jemaat Tunglur berupaya untuk mengembangkan hal tersebut melalui hal-hal sederhana seperti program ini. Padahal disadari bahwa budaya membaca dan menulis adalah budaya awal pembentuk sejarah dan peradaban manusia. Sejarah juga sebagian besar berangkat dari tradisi tulis dan gambar. Jika anak-anak dibiasakan sejak dini untuk mulai menulis sejarah, maka mereka tidak akan kehilangan akar keberadaan mereka. Hingga saat ini dua anak jemaat yang terlibat dalam program ini, yaitu Zefanya Tesalonika dan Selintina. Diharapkan ke depan semakin banyak anak jemaat yang bergabung, khususnya para remaja.
Untuk program ini diadakan pertemuan rutin di Jemaat setiap Hari Rabu bersama dengan Kelas Kreatif. Setelah para wartawan cilik menuliskan artikelnya, tulisan mereka diedit oleh tim sekretariat untuk ditampilkan dalam website GKJW Jemaat Tunglur. Program wartawan cilik ini memberikan motto bagi para wartawan cilik ini, "Menulis kehidupan, membangun kesadaran. Belajar hari ini, sempurna kemudian." Karena dalam program ini yang disasar bukanlah harus sempurna begitu rupa, tetapi lebih utama sebagai wahana mereka belajar bertemu dan menyikapi kehidupan.
 |
| Zefanya dalam liputan tentang PEW ternak kelinci Jemaat. |
COMMENTS