Kehidupan iman adalah perjuangan untuk setia dalam rasa syukur atas apa pun yang terjadi. Keluarga Bp. Djoko Wahyudianto, sekretaris jemaat GKJW Jemaat Tunglur mengalami jatuh dan bangun. Dalam diri seseorang ada lapisan-lapisan perjumpaannya dengan hidup, iman, dan Tuhan. Yang bisa dilihat adalah gunung es yang permukaan yang mengapung.
Setelah jatuh bangun, jatuh dan bangun lagi, akhirnya permukaan indah yang nampak setelah proses itu nampak melalui undangan sederhana Bp. Djoko Wahyudianto, "Mangga rapat PHMJ di warung saya." Bayangkan setelah berbagai perjuangan itu, ke mana keluarga mereka meletakkan harapan mereka. Rapat di warung itu hanya sebuah permukaan mungil dari perjalanan tidak henti yang penuh air mata dan kesesakan, namun atas semuanya yang lebih kuat adalah keyakinan pada penyertaan Tuhan dalam kesetiaan.
Dan pada masa belakangan ini, hal-hal sederhana seperti itu terasa semakin kuat dan kerap di Jemaat, mulai dari laporan evaluasi para komisi yang semakin kerap menumpuki meja sekretariat gereja, Kalimat ajakan, "Mangga bareng saya." Perkataan "Iya!" atau sekadar hembusan para pemuda, "Hu!"
Setelah jatuh bangun, jatuh dan bangun lagi, akhirnya permukaan indah yang nampak setelah proses itu nampak melalui undangan sederhana Bp. Djoko Wahyudianto, "Mangga rapat PHMJ di warung saya." Bayangkan setelah berbagai perjuangan itu, ke mana keluarga mereka meletakkan harapan mereka. Rapat di warung itu hanya sebuah permukaan mungil dari perjalanan tidak henti yang penuh air mata dan kesesakan, namun atas semuanya yang lebih kuat adalah keyakinan pada penyertaan Tuhan dalam kesetiaan.
Dan pada masa belakangan ini, hal-hal sederhana seperti itu terasa semakin kuat dan kerap di Jemaat, mulai dari laporan evaluasi para komisi yang semakin kerap menumpuki meja sekretariat gereja, Kalimat ajakan, "Mangga bareng saya." Perkataan "Iya!" atau sekadar hembusan para pemuda, "Hu!"
COMMENTS