Jemaat Tunglur bukan jemaat besar, pemudanya tidak pernah banyak. Pada saat ini jumlah pemuda di Jemaat berjumlah 15 orang, lebih dari separuhnya berkuliah atau bekerja di luar kota, menyisakan yang berdomisili di Tunglur hanya dalam hitungan jari saja. Kalau di banyak gereja kegiatan pemuda semakin banyak semakin ramai dan menyenangkan, hal tersebut tidak pernah berlaku untuk Jemaat Tunglur. Namun berapa pun yang ada, kebaktian pemuda harus terus berjalan, bahkan jika yang hadir hanya pelayan dan seorang pemuda saja. Karena berapa pun harus dilayani sebaik-baiknya, mereka Anak Tuhan.
Rata-rata kebaktian pemuda di Tunglur berkisar antara 5 sampai 10 orang, itu dengan ditambah para remaja, karena pergumulan remaja dan pemuda relatif dekat. Kebaktian pemuda rutin diadakan setiap dua minggu sekali pada Hari Sabtu. Harus diakui jumlah warga yang sedikit membuat Jemaat Tunglur tidak bisa memiliki pola seperti jemaat-jemaat lain, diperlukan pola lain yang lebih menekankan pada kedekatan hubungan personal. Bahwa ada pemuda yang kurang aktif, tentu saja, di mana pun pasti ada yang demikian, saudara yang perlu dikasihi dan dirangkul.
Pada hari Sabtu, 25 Maret 2017, kebaktian pemuda diadakan di pastori. Sebenarnya kebaktian diadakan di gereja, namun karena gereja digunakan untuk latihan organis dan pandu puji untuk kegiatan Hari Doa Sedunia, maka kebaktian dipidahkan ke pastori. Dalam kebaktian yang dilayani Pdt. Gideon tersebut, para pemuda diajak untuk membaca dari bacaan harian hari tersebut, Yesaya 7: 10-14. Pdt. Gideon memang lebih menekankan untuk pembacaan Perjanjian Lama (PL), karena PL jarang tersentuh oleh banyak orang Kristen, sejak banyak orang terpusat pada Perjanjian Baru. Padahal PL menyimpan banyak sekali harta karun iman.
Beliau mengambil secara khusus, pada pernyataan Nabi Yesaya kepada Raja Ahas, "Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?" Banyak orang Kristen dalam doanya, berisi banyak permintaan, bahkan kadang doa hanya berisi tentang permintaan. Mulai dari permintaan paling sepele sampai yang paling esensial. Namun jika seseorang melihat hidupnya lebih dekat dan mendalam, mereka akan menemukan bahwa Tuhan nyatanya tidak pernah pergi jauh dari hidup seseorang. Tuhan yang tidak tidur itu menyertai bahkan menyediakan, maka mengapa masih terlalu berjejalan meminta ini dan itu. Mungkin ada saatnya ketika seseorang berani mengatakan, "Ini saatnya saya membantu Tuhan."
Kecil tidak pernah menjadi alasan untuk berbuat lebih bagi Tuhan. Yesus pun dari Nazaret, dia orang kecil dari kota sangat kecil. Daud semula hanyalah seorang gembala, para murid yang mendirikan gereja itu berasal dari latar belakang yang sebagian besar orang-orang kecil. Namun jika kecil itu dikerjakan dengan sungguh-sungguh, tulus, penuh kasih dan perhatian, tidak mustahil mujizat itu terjadi. Masih percaya mujizat? Kami masih.
Rata-rata kebaktian pemuda di Tunglur berkisar antara 5 sampai 10 orang, itu dengan ditambah para remaja, karena pergumulan remaja dan pemuda relatif dekat. Kebaktian pemuda rutin diadakan setiap dua minggu sekali pada Hari Sabtu. Harus diakui jumlah warga yang sedikit membuat Jemaat Tunglur tidak bisa memiliki pola seperti jemaat-jemaat lain, diperlukan pola lain yang lebih menekankan pada kedekatan hubungan personal. Bahwa ada pemuda yang kurang aktif, tentu saja, di mana pun pasti ada yang demikian, saudara yang perlu dikasihi dan dirangkul.
Pada hari Sabtu, 25 Maret 2017, kebaktian pemuda diadakan di pastori. Sebenarnya kebaktian diadakan di gereja, namun karena gereja digunakan untuk latihan organis dan pandu puji untuk kegiatan Hari Doa Sedunia, maka kebaktian dipidahkan ke pastori. Dalam kebaktian yang dilayani Pdt. Gideon tersebut, para pemuda diajak untuk membaca dari bacaan harian hari tersebut, Yesaya 7: 10-14. Pdt. Gideon memang lebih menekankan untuk pembacaan Perjanjian Lama (PL), karena PL jarang tersentuh oleh banyak orang Kristen, sejak banyak orang terpusat pada Perjanjian Baru. Padahal PL menyimpan banyak sekali harta karun iman.
Beliau mengambil secara khusus, pada pernyataan Nabi Yesaya kepada Raja Ahas, "Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga?" Banyak orang Kristen dalam doanya, berisi banyak permintaan, bahkan kadang doa hanya berisi tentang permintaan. Mulai dari permintaan paling sepele sampai yang paling esensial. Namun jika seseorang melihat hidupnya lebih dekat dan mendalam, mereka akan menemukan bahwa Tuhan nyatanya tidak pernah pergi jauh dari hidup seseorang. Tuhan yang tidak tidur itu menyertai bahkan menyediakan, maka mengapa masih terlalu berjejalan meminta ini dan itu. Mungkin ada saatnya ketika seseorang berani mengatakan, "Ini saatnya saya membantu Tuhan."
Kecil tidak pernah menjadi alasan untuk berbuat lebih bagi Tuhan. Yesus pun dari Nazaret, dia orang kecil dari kota sangat kecil. Daud semula hanyalah seorang gembala, para murid yang mendirikan gereja itu berasal dari latar belakang yang sebagian besar orang-orang kecil. Namun jika kecil itu dikerjakan dengan sungguh-sungguh, tulus, penuh kasih dan perhatian, tidak mustahil mujizat itu terjadi. Masih percaya mujizat? Kami masih.
COMMENTS